IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAIDI ERA PANDEMI COVID-19 BAGI MASYARAKATDESA SUMBER BARU KECAMATAN ANGSANAKABUPATEN TANAH BUMBU
DOI:
https://doi.org/10.14420/9nmapd90Keywords:
Implementasi, Program, BPNT, Covid-19, Pandemi, Kemiskinan dan Bantuan SosialAbstract
Pemerintah menyelenggarakan beberapa program yang menjadi jaring pengaman sosial bagi keluarga miskin yang terdampak pandemi Covid-19. Salah satu program sosial yang dilaksanakan adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Dengan Berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2019 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling sebagai dasar metode pengambilan sampling. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta menggunakan Trianggulasi sumber untuk mengetahui keabsahan dari data yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang menjadi tolak ukur proses implementasi yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur Organisasi. Komunikasi telah terjalin baik melalui aplikasi whatsApp selain itu pemerintah juga mengeluarkan aplikasi SIKSNG. Komunikasi juga menghadapi kendala dalam proses penyaluran sehingga bantuan tidak
tepat sasaran dalam penyalurannya. Sumber Daya yang ada sudah memiliki kompetensi dasar yang memadai yaitu pengetahuan umum dan kemampuan mengoperasikan komputer berupa Microsoft Office Word, dan Excel. Dalam proses penyalurannya masih terdapat kendala yaitu dalam hal sarana prasarana seperti mesin EDC yang belum memadahi serta petugas yang terlibat belum dapat mengoprasikan aplikasi SIKS-NG dengan baik. Disposisi bagi pelaksana program telah dijalankan dengan sifat ramah tamah dan jujur. Serta struktur birokrasi yang ada ikut terlibat dan berperan aktif dalam proses penyaluran program BPNT. Para birokrat melaksanakan proses penyaluran BPNT dengan berpedoman pada SOP dan melaksanakan tugas sesuai tupoksinya masing-masing. Peneliti menyimpulkan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam implementasi ini. Oleh karena itu peneliti memberi saran untuk melakukan pengadaan mesin EDC, melakukan pendampingan bagi para petugas yang terlibat dalam mengunakan aplikasi SIKS-NG serta solusi untuk mengatasi permasalahan bantuan yang tidak tepat sasaran.